Jakarta – Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) kini resmi menjadi salah satu pilar penting dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Hal ini disampaikan Executive Vice President Aneka Energi Baru Terbarukan PLN, Daniel K. F. Tampubolon, dalam sesi diskusi panel “From Waste to Watt: Bringing a Greener Indonesia” pada gelaran Bloomberg Technoz Ecoverse.
Menurut Daniel, PLTSa telah ditempatkan sebagai bagian dari pengembangan bioenergi nasional. “PLTSa sudah sepenuhnya sejalan dengan peta jalan transisi energi nasional. Ini bagian dari strategi kami dalam membangun energi baru terbarukan berbasis solusi lingkungan,” ujarnya.
Daniel menilai PLTSa membutuhkan skema investasi matang dan minim risiko, apalagi implementasi prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) belum sepenuhnya ideal di berbagai daerah. PLN, kata Daniel, mengambil peran penting sebagai the extension of the state untuk menghadirkan de-risking investasi dan kepastian proyek.
Dengan masuknya PLTSa ke dalam RUPTL, PLN memperkuat posisi Indonesia menuju energi berkelanjutan berbasis teknologi pengolahan sampah.
