PALANGKARAYA – Dinamika operasional KDMP di lapangan mendapat sorotan dalam konsultasi publik BULD DPD RI dan Universitas Palangkaraya. Wakil Ketua Bidang Usaha Koperasi Merah Putih Bukit Tunggal, Evi Wulani Pebrianti, mengungkap kondisi terkini koperasinya yang memiliki 153 anggota aktif dari 676 total anggota. Ia menilai kerja sama dengan BUMN seperti Pertamina, Bulog, dan Kimia Farma menjadi faktor penting keberlanjutan usaha.
Namun, perubahan regulasi teknis – termasuk mekanisme distribusi LPG – disebut menimbulkan ketidakpastian pendapatan koperasi. Peserta forum juga menyoroti risiko homogenitas usaha KDMP yang dapat menimbulkan kejenuhan pasar, sehingga mengusulkan diferensiasi model bisnis sesuai karakteristik daerah.
Tenaga Ahli Bapemperda Kalteng mendorong adanya sinkronisasi kepentingan pusat dan daerah serta penguatan ideologisasi koperasi agar tidak terjadi benturan pemahaman antara koperasi existing dan KDMP.
Sejumlah peserta juga menyarankan delegasi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk membubarkan koperasi yang terindikasi melakukan tindak pidana korporasi, serta peningkatan hubungan KDMP dengan perusahaan besar guna membuka akses ekspansi usaha.
Kegiatan ini turut dihadiri tokoh adat seperti Andrie Elia serta jajaran pimpinan BULD DPD RI, termasuk Marthin Billa, M. Nuh, Ahmad Bastian, Ismeth Abdullah, Syarif Melvin, Gusti Farid, Rafiq Alamri, Andi M. Ihsan, dan Agustinus Kambuaya.









